Willem Wandik: Mendengar lagu Tanah Papua. Merasakan Kesedihan Yang Sangat mendalam

VOICE FOR MANY PEOPLE-Mbay 16/10/2020- Waketum Partai Demokrat Willem Wandik S, Sos Mendengar lagu Tanah Papua. Merasakan Kesedihan Yang Sangat mendalam

Mendengar lagu Tanah Papua dilantunkan, membuat siapapun yang melihat realitas sejarah Tanah Papua, nasib masyarakat adat dan hutan adatnya, diskriminasi rasial yang terus terpelihara, konflik yang merenggut nyawa manusia, manusia ras melanesia, para pelayan Tuhan yang tidak lagi dapat menjamin keselamatan atas dirinya (menjadi korban pembunuhan), kekayaan sumber daya alam yang terus di keruk hingga ke kerak bumi yang paling dalam. Membuat nurani siapapun yang mendengarnya, akan merasakan kesedihan yang mendalam. Karena mengerti dengan pesan moral yang disampaikan disetiap bait syair lagunya.

Lagu “Tanah Papua” membangkitkan kesadaran tentang negeri yang di diami oleh sebuah umat-Nya Yang Besar, umat- Nya yang memiliki Sejarah, umat-Nya Yang memiliki peradaban, namun hidup dalam mimpi mimpi tentang keindahan negeri yang tampak berbeda dengan realitas sosial, ekonomi, politik bernegara, konflik berkepanjangan, yang terus menumpahkan darah dan air mata di Tanah ini..

Apa yang bapak Guru Yance Rumbino terima (baca pencipta lagu), dalam bentuk pengakuan karya, tidaklah seberapa dengan nilai kesusastraan (keagungan karya syair) yang begitu indah, dan juga seharusnya menginspirasi para penguasa di republik ini, untuk tidak melihat Tanah Papua, sebatas wilayah “inferior” dari kekuasaan terpusat. Dimana kekuasaan terpusat itu memiliki doktrin berbentuk kekuasaan yang dapat dikendalikan, kekuasaan yang dapat memaksakan upaya represif, kekuasaan yang memandang dirinya sebagai sumber aspirasi, sumber kebenaran hukum, sumber undang undang dan sumber kebaikan tertinggi. Dan sebaliknya, lupa bahwa Tanah Papua itu memiliki manusia manusia yang memiliki peradaban, memiliki keyakinan, memiliki historis, yang wajib di dengarkan tanpa syarat apapuan dari penguasa republik.

Tanah Papua telah lama memberi makan dan jasa kepada bangsa bangsa.. Dan seharusnya, negara ini memberikan balas budi yang baik, bukan dengan memandang setiap suara kritis dari Tanah Papua sebagai ancaman dan musuh negara.Wandik

Lirik lagu: Tanah Papua

Tanah Papua tanah yang kaya
surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak batu
adalah harta harapan

Tanah papua tanah leluhur
Disana aku lahir
Bersama angin bersama daun
Aku di besarkan

Hitam kulit keriting rambut aku papua
Hitam kulit keriting rambut aku papua
Biar nanti langit terbelah aku papua

Oooh, Oooh,

Tanah Papua tanah yang kaya
surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
adalah harta harapan

Tanah papua tanah leluhur
Disana aku lahir
Bersama angin bersama daun
Aku di besarkan

Hitam kulit keriting rambut aku papua
Hitam kulit keriting rambut aku papua
Biar nanti langit terbelah aku papua…

Cacatan.
Tulisan Sudah diketahui Penulis

Martin Luther King, Pun Tewas Ditembak Karena Melawan Rasisme di Amerika

Gambar: Martin Luther King Jr


Perlakuan Rasisme adalah konflik Batin bagi kulit Hitam yang terus subur hingga sekarang
Pada tahun 1955 Martin Luther King memimpin aksi boikot terhadap kebijakan bus yang memisahkan kulit putih dan hitam. Kasus bermula ketika Rosa Parks ditahan polisi di Montgomery karena duduk di bangku untuk kulit putih.?
Dalam pidatonya saat konvensi nasional Federasi Buruh dan Kongres Organisasi Industri Amerika (AFL-CIO) pada 11 Desember 1961, King menyatakan sudah saatnya warga kulit hitam mendapatkan upah layak. Pidato King di Lincoln Memorial menjadi salah satu momentum paling penting dalam perjuangan warga kulit hitam.
Usaha Martin terpaksa berakhir dengan tragis. Memphis menjadi saksi bagaimana King tewas ditembak seorang suprematis kulit putih bernama James Earl Ray pada 4 April 1968, tepat hari ini 51 tahun lalu. Kematian King mengakibatkan kerusuhan terjadi di seluruh negeri. Warga kulit hitam kehilangan salah satu juru bicaranya yang paling hebat. (tirto.id)
Pertama Kali Kulit Hitam Menjadi Presiden, Belum Juga Menghapus Rasisme di Amerika
Kemenangan Obama telah membuat sejarah baru di AS Pada 4 November 2008. Ia menjadi warga Afrika Amerika pertama yang berhasil menginjakkan kaki di Gedung Putih.?
Presiden Barack Obama mengatakan Amerika Serikat belum mengatasi masalah rasismenya. Berbicara kepada komedian Marc Maron dalam wawancara untuk podcast-nya, Obama mengatakan, β€œkita belum pulih dari rasisme.”
Ia kemudian menggunakan kata negro, yang digunakan untuk merujuk pada warga kulit hitam dan di Amerika berkonotasi rasis.
Dua debate Obama menjadi Presiden, Rasis belum juga sembuh. Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama secara mengejutkan menggunakan cercaan rasial untuk meluapkan kejengkelannya atas β€œpenyakit” rasisme di AS yang tidak kunjung sembuh.
Almarhum Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe pernah berpidato di depan rakyat di Negara yang bahwa, β€œRasisme tidak akan pernah berhenti selagi mobil putih masih menggunakan ban hitam.”
Apakah Konflik di Papua karena Rasisme yang sudah membusuk?
Jika jawabannya adalah Ia, maka perlukah orang asli Papua harus menjadi Presiden, Kedutaan, Menteri, Gubernur dan Bupati. Jika tidak, kenapa orang Papua meminta jabatan. Masalah Papua sangat kompleks dan sungguh serius. Persoalan besar tidak bisa diselesaikan oleh satu atau lebih oleh pejabat tinggi Negara, sekalipun Presiden.
Rezim pertama di Era Jokowi-JK (2014-2019) ada orang asli Papua menjabat sebagai pejabat Negara tertinggi Republik Indonesia. Ibu Yohana dan Bapak Fredy Numberi. Apakah hari ini tanah Papua sudah damai dan hidup sejahtera? Silakan menilai sendiri, jika anda kecewa dengan kabinet kerja Jokowi.
Konflik di Papua sama tidak beda jauh dengan saudara kita di Africa, Aborigin dan Indian sejak itu dan hingga kini. Rakyatnya diperdadukan para Penguasa dunia yang mengendalikan dunia. Karena kepentingan segelintir orang di salah satu Negara, sudah pasti rakyatnya dibuat sepertinya boneka.
Rasisme sudah ada semenjak orang Papua hidup bersama Indonesia pada tahun 1961. Pada Senin 19 Agustus 2019 dua bulan yang lalu, mahasiswa Papua di Surabaya mengalami rasisme dan persekusi. Seluruh tanah Papua ramai memprotes. Rasisme sudah ada semenjak Ir. Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat untuk membubarkan Negara West Papua.
Sekalipun orang asli Papua memimpin Indonesia selama dua dekate atau lebih, rasisme tidak akan pernah sembuh. Obama yang memimpin Negara super power dengan masyarakat yang secara Intelektualitasnya tinggi saja tidak mampu menekan rasisme di Amerika Serikat.
Rasisme adalah konflik batin yang akan terus ada karena orang Papua hanya inferior di Negeri ini. Minoritas hanya boleh hidup dengan kecerdasan yang hakiki dengan memiliki ruang kerja yang kecil.


Penulis Usman Weya adalah Mahasiswa Papua asal Lapago yang mengkritisi kinerja serta ketidakberpihakan pemerintah kepada rakyat Papua di tanah Papua.

Memenjarakan Mhs/i PRODEM dan anti RASIS Bangsa Papua, Pengadilan Negeri Republik Balikpapan Mengadopsi Hkm pidana warisan Kolonial.Memenjarakan Mhs/i PRODEM dan anti RASIS Bangsa Papua, Pengadilan Negeri Republik Balikpapan Mengadopsi Hkm pidana warisan Kolonial.

Gambar: Kedua Tahanan, Dari Dokumen Pribadi [Voice For Many People]

π•π¨π’πœπž 𝐅𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐧𝐲 𝐏𝐞𝐨𝐩π₯𝐞. Banyak orang di Republik ini tidak sadar, bahwa “Hukum Pidana” yang di gunakan saat ini adalah hukum pidana warisan kolonial.

Dalam sejarah hukum kolonial pada tahun 1926, diberlakukan “Indische Staatsregeling” yang mendasari pembagian golongan Eropa, timur asing dan Pribumi. Belanda pada masa penjajahan, dapat menerapkan ordonansi hukum tergantung pada keingingan Penguasa pada saat itu, terutama kepada penduduk pribumi.

Penerapan ordonansi hukum yang berbeda, dan juga cenderung melemahkan penduduk pribumi, menjadi irisan sejarah hukum pidana, mengapa “jejak genetika rasisme hukum di republik” ini juga terjadi pada Orang Kulit Hitam., Ras Melanesia, di Tanah Papua.

Hal yang begitu memalukan pula, ketika ada tuduhan yang di benarkan secara “latah” oleh segelintir orang, yang tidak memiliki kecukupan pengetahuan tentang sejarah rasisme hukum terhadap warga kulit hitam, ras melanesia, di Tanah Papua, termasuk menuduh ke 7 orang yang ditangkap dan diadili di pengadilan Banjarmasin, Kaltim itu sebagai “Otak Pelaku Kerusuhan”.

Apa benar seperti itu? Mari kita uji rasionalitasnya.

Dalam sistem hukum pidana, yang di adili adalah “perbuatan melawan hukum”. seperti membunuh, menucuri, korupsi, dan lain sebagainya.

Definisi “otak pelaku kerusahan” terhadap 7 orang terpidana PN Balikpapan itu di peroleh dari mana?

Sampai saat ini, tidak ada bukti, bahwa ke 7 orang yang di pidana Pasal Makar itu, menyuruh orang orang untuk membakar fasilitas umum, yang ada dalam rekaman yang bahkan di upload di Media Daring (youtube), adalah orasi mereka menentang segala bentuk rasisme, dan pembunuhan yang terus terjadi di Tanah Papua.

Orasi menentang rasisme di depan ribuan massa, rakyat Papua, bukanlah bukti mereka “menyuruh masyarakat untuk melakukan pengurasakan di sejumlah tempat”.

Bahkan, reaksi demonstrasi/unjuk rasa, yang terjadi di Tanah Papua, pada bulan Agustus – September 2019 yang lalu, sebagai respon/tanggapan/reaksi, kekerasan verbalis rasisme dan pengrusakan Asrama Mahasiswa Papua di Kota Surabaya.

Akar masalah atau penyebab demonstrasi dan ekses kerusuhan sosial di Tanah Papua pada 2019 yang lalu, bukanlah “orasi 7 orang yang ditangkap”.. penyebabnya justru adalah rasisme di Surabaya, sedangkan, masyarakat Papua yang melakukan aksi demonstrasi dan termasuk 7 orang yang di tangkap tersebut adalah “merespons/bereaksi” terhadap pembiaran rasisme terhadap mahasiswa Papua yang saat itu, tidak di tindaklanjuti dengan penegakan hukum, sampai demonstrasi dan kerusuhan yang memaksa Pemerintah dan Penegak hukum memproses Pelaku rasisme.. Atas Dasar kesetaraan di depan hukum, dan prinsip negara hukum, negara tidak memproses pelaku rasisme, jika tidak ada tuntutan/gerakan social action yang dilakukan oleh Masyarakat di Tanah Papua.

Secara terang benderang, bahwa tuduhan terhadap 7 orang yang diadili oleh PN Banjarmasin, sebagai otak pelaku kerusuhan, sejatinya adalah penerapan hukum kolonial yang rasis terhadap Freedom Of Speech di Tanah Papua.. Dan penerapan pasal pasal yang di tuduhkan kepada mereka, dengan ancaman 15-17 Tahun penjara, merupakan pasal pasal yang membunuh “perjuangan anti rasisme terhadap rakyat hitam ras melanesia di Tanah Papua”.. peristiwa ini, akan terus menjadi preseden “rasisme hukum” yang akan terus menangkap dan mengadili setiap “kebebasan menyatakan pendapat di muka umum”.

Mengekspresikan pikiran, bukalah kejahatan makar.. Menolak perbuatan rasis, bukanlah kejahatan..
Menolak kehadiran militer yang membunuh rakyat kulit hitam ras melanesia di Tanah Papua, bukanlah kejahatan.

Penjahat sejati adalah mereka yang menggunakan hukum, sesuai selera dan kepentingan, dan menjual martabat hukum demi melindungi “kejahatan institusional” yang mengorbankan nyawa banyak manusia di Tanah Papua.

Bagi kami, makar itu adalah mereka yang “melecehkan hukum, keadilan, kebebasan berfikir, tidak menghargai nyawa manusia”.

Karena pemilik hukum sejati hanyalah Tuhan.

Penulis. Willem Wandik, S.Sos. Waketum Partai Demokrat
Repost. Voice For Many People
Jakarta 14/06/2020

Rasisme vs Makar Terhadap Black Man-Orang Hitam, Ras Melanesia di Tanah Papua

Foto [Willem Wandik, S.Sos Waketum Partai Demokrat] Dari Dokomen Pribadi Voice For Many People

CORET – CORET KONSEP
RASISME – MAKAR TERHADAP
BLACK MAN- ORANG HITAM, RAS MELANESIA DI TANAH PAPUA

Voice For Many People. Konsep Rasisme dan Makar ini harus dibahas dengan pendekatan beberapa isu secara “radikal/terbuka dan apa adanya”, yaitu diantaranya “How Policies to police” (bagaimana memproses kejahatan yang dilakukan oleh aparat di Tanah Papua)-terhadap orang hitam yang tewas di tembak dan dibunuh (keadilan bagi korban dan generasi Papua), Rasisme di Tanah Papua itu terkait erat dengan “criminal justice system” (ada kejahatan dalam sistem hukum yang diterapkan ke orang hitam di Tanah Papua), pendekatan pidana (one way/satu arah) menyelesaikan isu ketidakadilan, kemarahan, pembunuhan warga sipil, dll.. Kehadiran aparat menjadi “bodyguard” bagi suku suku non Papua, bereaksi cepat menangkap soal soal yang berkaitan dengan orang orang Black Man Papua, seminar tentang pembunuhan orang papua di bubarkan – (di suspect/dicurigai makar), unjuk rasa tentang pembunuhan orang papua (di suspect makar), menuntut keadilan hukum atas penembakan warga sipil yang tidak bersalah (di suspect makar) — inilah yang di sebut rasisme hukum – yang justru terjadi adalah alat negara/kepolisian/militer/kejaksaan/pengadilan menjadi alat “criminal justice system” bagi orang orang hitam di Tanah Papua..

Seperti ucapan terkenal dari seorang nasionalis kulit hitam keturuan Afro – American Mr. Malcom X yang meninggal tewas di bunuh pada tahun 1962, beliau mengatakan bahwa “Jika anda hitam, maka anda akan masuk penjara”.. paradigma ini, relevan dengan “perasaan kebatinan/psikologi korban orang hitam di Tanah Papua” bahwa karena “kami hitam” dan oleh karena itu, “kami boleh di tangkap, di penjara, di adili, dan juga dapat dibunuh sewaktu waktu”, dan dikuburkan begitu saja, tanpa jawaban keadilan dari negara.. dan kondisi ini telah berlangsung sejak 1960 an sampai hari ini…

Berbicara – di tangkap
Seminar – dilarang dan di tangkap
Studi – di persekusi oleh ormas/kelompok masyarakat
Unjuk rasa – dilarang, di tangkap dan ditembak.
Mempertahankan Tanah Adat/kebun – di bunuh/ditembak
Para pendeta diwilayah pelayanan – ditembak dan terbunuh

Selain kekerasan fisik, kekerasan verval juga terjadi, menyebut orang hitam Papua “monyet”, dalam insiden sodara natalius pigai “di sebut Gorila”, dll.. kekerasan verbalis yang rasis yang menyakitkan hati orang hitam Papua, tidak pernah di sikapi serius oleh negara.. Jika menghina suku identitas atau pejabat Pemerintah di Pusat, kepolisian cepat bereaksi menerapkan penegakan hukum.. ini tentunya tidak adil dan diskriminatif..

Contoh: Musisi Ahmad Dani menyebut “orang bodoh” ke masyarakat surabaya, di jatuhi hukuman pidana.. Presiden/pejabat menteri yang tersinggung dengan ucapan masyarakat/tokoh/orang tertentu, yang menghina martabat pejabat, di proses segera oleh kepolisian.. sedangkan perlakuan rasisme baik dalam bentuk “ucapan verbal, menyebut orang hitam papua monyet, gorila” dan juga tindakan alat negara yang rasis, menembak dan membunuh warga sipil, tidak bersalah, dibunuh karena orang hitam, tidak pernah di proses secara serius oleh negara.. catatan: tindakan rasisme verbal maupun rasisme hukum/rasisme membunuh dengan sengaja orang hitam di Tanah Papua, menyakiti jutaan orang hitam di Tanah Papua, dan memori “amarah” itu direproduksi oleh anak anak muda/mahasiswa, dalam bentuk gerakan perlawanan, yang dapat disaksikan di berbagai kota studi, yang berimplikasi terhadap penangkapan anak anak muda ini dengan tuduhan pasal makar yang rasis.

Pendekatan pidana (one way procedure/satu arah) yang dimaksud adalah, hukum tajam, beringas, tidak berperikemanusiaan, bahkan membunuh orang Tua, remaja – anak anak sekolah, pendeta, jika itu menyangkut orang orang hitam “black man” di Tanah Papua.. sedangkan, terhadap suku suku lain non Papua yang ada di Tanah Papua, digunakan pendekatan sistem hukum yang lunak dan persuasif.. termasuk tidak ada seorangpun dari aparat yang menembak mati orang orang hitam di Tanah Papua yang di adili oleh negara.

Perhatikan himbauan moral mencegah siklus kekerasan, isu tentang “nyawa manusia si Tanah Papua” berikut ini:

Police should have the skills and cultural competence to protect and serve our communities without killing people..

Polisi harus memiliki keterampilan dan kompetensi dalam bentuk kultur/budaya/kebiasaan, yang wajib mengedepankan sikap melindungi dan melayani masyarakat kita tanpa membunuh orang.. To protect and Serve without killing people (melindungi dan melayani tanpa pembunuh orang).

Kata kunci diskusi rasisme versus Makar (Rasis vs Makar) yaitu:

1). Rasisme sebagai penyebab yang mendahului “presumsi” makar.. ketidakpuasan terhadap rasisme hukum, keadilan, SDA, banyaknya orang Papua yang mati, operasi militer, rasisme verbalis, di wujudkan kedalam perjuangan “simbolik” bintang kejora.. perjuangan simbolik ini mirip dengan pledoi bung karno yang menggunakan narasi “bangsa indonesia menggugat” di hadapan hakim belanda.. Dan presiden RI ke 4, Gusdur tidak mempermasalahkan penggunana bendera bintang kejora, sebagai simbol separatisme, tetapi menjadi simbol kultural.. ini yang dilupakan oleh para pemimpin nasional di hari ini.

berbeda pemimpin, berbeda pula tafsir dan kebijakannya terhadap Tanah Papua. Padahal masalah yang dihadapi di Tanah Papua tidak pernah berubah, selalu sama, dan terus berulang disepanjang tahun, disepanjang beradaban (yaitu, kematian, perstiwa berdarah, pembungkaman freedom of speech, justifikasi makar, dst).. Jika ingin menciptakan Tanah Papua sebagai Tanah Injil yang damai, maka terimalah, bangsa kulit hitam, ras melanesia apa adanya, bukan “Karena Ada Apanya??”.demi SDA, demi emas, demi minyak, demi kekayaan hutan, demi suara politik, demi pencalonan pilpres, demi pencitraan dll.


2). Ada masalah “criminal justice system,” yaitu alat negara di Tanah Papua melakukan kejahatan yang tidak bisa di adili.. Bangsa Indonesia harus belajar dari kasus meninggalnya Mr. Goerge Floyd, dimana petugas kepolisian yang terlibat secara langsung maupun yang hanya membiarkan peristiwa kematian itu terjadi, tidak kebal hukum.. prinsip negara hukum “bukan kekebalan hukum bagi segelintir orang” harus berusaha di tegakkan di Tanah Papua.


3). “How policies to police”, yaitu bagaimana menegakkan hukum atas perilaku aparat yang melampaui prosedur dasar, sekedar “to serve” (melayani) dan to protect (melindungi) masyarakat, justru yang terjadi “killing people” membunuh orang orang hitam di Tanah Papua..

Selama, ketiga isu besar itu tidak diselesaikan oleh negara, perlu kami garis bawahi, negara dalam aritan pusat, sebab kewenangan menyangkut keamanan bukan di Pemerintah Daerah.. Maka selama itu pula, “Narasi Makar” akan terus bermunculan pada persepsi Pejabat Pusat, karena tidak pernah mengerti substansi masalah yang sedang mereka hadapi di Tanah Papua.

Kami, For Papua, parlemen pusat RI, bermimpi, Tanah Papua itu harus merdeka. merdeka dari rasisme sistematis..

Satu nyawa itu sangat berharga bagi warga nusantara di Tanah Papua.

Berikut Link Video Dialog Rasisme Vs MakarπŸ‘‡https://youtu.be/6CBuoBmkaY0

Cacatan.
Tulisan dipublikasikan atas permitaan dan atas perijinan, dari sumber penulis Willem Wandik, S.Sos. DPR RI Komisi V Dapil Papua & Waketum Partai Demokrat.

Jakarta 14/07/2020
Waktu 12:27 Wib
Repost : Voice For Many People

Coretan Sebuah Renungan

[Foto Penulis dari Dokumen Pribadi] Botol Aqua

Saya suka Dengan Coretan saya ini, semoga Kalian juga suka dan memberkati dengan Coretan ini.

Oleh. Usman Weya

Sebuah BOTOL
~Kalau diisi air mineral, harganya 3 tiga ribuan…

~Kalau diisi kopi & teh, harganya ya 5, limah ribuh ribuan
~Kalau diisi jus buah, hargan ya 10, sepuluh ribuan…
~Kalau diisi Madu, harganya ratusan ribu…
~Kalau diisi minyak wangi harganya bisa jutaan!.
~Kalau diisi air comberan, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena tidak ada harganya…

Sama-sama dikemas dalam BOTOL tetapi berbeda nilainya, sebab β€œisi” yang ada di dalamnya berbeda…

Begitu juga dengan kita; semua sama. semua manusia.

Yang membedakannya adalah; KARAKTER yang ada didalam diri kita.

Ilmu dan pemahaman yang benar akan membangun karakter yang benar.

β€œSukses tidak diukur dari posisi yang kita capai, tapi dari kesulitan’2 yang berhasil kita atasi ketika berusaha meraih sukses”

Bila kita mengisi hati, dengan penyesalan masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan, hampir pasti kita tidak akan memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Hujan dan badai akan selalu kita temui dalam perjalanan hidup, namun…

β€œHujan besar itu seperti tantangan hidup. Tidak perlu berdoa memohon hujan berhenti, tetapi cukup berdoa agar Payung kita bertambah kuat”

Ingat! Umur itu seperti es batu.
dipakai atau tidak dipakai akan tetap mencair… digunakan atau tidak digunakan umur kita tetap akan berkurang dari β€œjatah” yang telah ditetapkan.

β€œSelagi masih tersisa jatah usia kita, lakukanlah KEBAIKAN sebanyak yang kita mampu lakukan.”

  1. Ada tiga hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:
    Waktu, Ucapan dan Kesempatan
    Jagalah itu, jangan sampai kau menyesal karenanya…
  2. Ada tiga hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:
    Amarah, Keangkuhan dan Dendam
    Hindarilah ia selalu…
  3. Ada tiga hal yang tidak boleh hilang :
    Harapan, Keikhlasan dan Kejujuran
    Peliharalah ketiganya…
  4. Ada tiga hal yang paling berharga :
    Kasih Sayang, Cinta dan Kebaikan
    Pupuklah itu semua…
  5. Ada tiga hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
    Kekayaan, Kejayaan dan Mimpi
    Jangan terobsesi karenanya…
  6. Ada tiga hal yang dapat membentuk watak seseorang :
    Komitmen, Ketulusan dan Kerja Keras
    Upayakanlah sekuatnya…
  7. Ada tiga hal yang membuat kita sukses :
    Tekad, Kemauan dan Fokus
    Usahakan dengan sungguh-sungguh…
  8. Ada tiga hal yang tidak pernah kita tahu :
    Rejeki, Umur dan Jodoh
    Mintalah pada TUHAN..
    TAPI, ada tiga hal dalam hidup yang PASTI :
    Tua, Sakit dan Kematian

Masa Depan Cerah
Kisah Parah Rasul 1:11

Selamat Memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga.

Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menerima Berkat. Sebab Kenaikan Yesus ke Sorga dan janji kedatangan-Nya kembali memberikan kita sebuah pengharapan dan kepastian. AMIN

Bandung 21-05-2020
Waktu 23:19 Wib

Kartu Kuning Buat Bupati Tolikara

Foto Dokumen, “Kartu Kuning Bupati Tolikara” [Aksi Mahasiswa Tolikara Se-indonesia.]

Oleh Dr. Etius Weya

KARTU KUNING BUAT BUPATI TOLIKARA

Beberapa minggu ini, kita semua intelektual Tolikara di kagetkan dengan aksi adik-adik mahasiswa, dengan memberikan Kartu Kuning kepada Bupati Tolikara, terkait bantuan sosial dampak virus Covid-19.

Ungkapan kekecewaan adik-adik mahasiswa seluruh Indonesia ( kecuali Jayapura), dilakukan lewat demonstrasi virtual yang dilakukan, bahkan sampai tembus di TV lokal di Papua (Jaya tv).

Beberapa hari kemudian Pemda Tolikara berespon bahwa dana bansos sudah disediakan 4M untuk mahasiswa dan warga Tolikara namun untuk di salurkan pemda meminta beberapa syarat seperti KTP, KTM, KRS, Buku tabungan. ( ribet sekali yaa birokrasi heeee). status Facebook Etius Weya

Yang kita lihat di beberapa media, pemda Tolikara memberikan bantuan kepada ade-ade mahasiswa di Jayapura, hal ini membuat munculnya beberapa reaksi dari intelektual Tolikara.

Tentu kita semuanya ini terdampak pandemi Virus Covid-19, hemat saya ada baiknya pemda Tolikara mengutamakan adik-adik yang diluar Papua dengan pertimbangan mereka jau dari orang Tua, susah berkebun dll. Ini sebenarnya hanya masalah logika berpikir kita saja, ini sebenarnya masalah mana yang lebih prioritas dari semuanya yang terdampak virus Covid-19.

Etius Weya melihat begini.

Kita semuanya intelektual Tolikara sudah harus siuman, kita sudah di pecah bela oleh siapa? Saya sendiri belum tahu, ikatan-ikatan distrik, suku, keluarga dll banyak yang Bermunculan, akhirnya nasionalisme distrik lebih dominan dari pada nasionalisme Tolikara. Kalau kita biarkan begini, tentu dimasa mendatang kita mau cetak calon-calon pemimpin Papua dan Tolikara yang punya wawasan san nasionalisme Papua dan Tolikara tentu akan jau dari harapan kita bersama.

Sikap PEMDA ( Bupati Tolikara) seperti sekarang semakin memecah bela adik-adik mahasiswa Tolikara di beberapa Kota study, tentu ini sangat memprihatinkan, padahal jika kita sejenak saja melihat kebelakang, dampak dari PILKADA Bupati kemarin adik-adik kita terpecah bela. Semestinya sebagai seorang pemimpin dapat merangkul adik-adik kita.

Sejenak saya diam dan merenung sembari menikmati dinginya kota Ilaga, apakah ini yang di maksud dengan Politik adu domba atau politik pecah bela.

Istilahnya yang kita tahu dari pelajaran ialah devide et impera, ‘pecah, dan kuasai’. Ini sama dengan tradisi orang Inggris; devine and rule, atau orang Arab bilang farriq, tassud!’ yang berarti sama, β€˜pecah dan perintahlah.

Benturan yang segaja dimainkan untuk mencari legitimasi ini akan menyebabkan perpecahan dan kehancuran antar mahasiswa/I Tolikara.

Berbicara Politik adu domba pada dulu zaman dulu bisa jadi mungkin karena kurangnya pendidikan, zaman sekarang kayanya tidak mungkin ade-ade mahasiswa sudah pada pintar-pintar. hanya mungkin pendidikan yang didapatkan kurang baik, hehehe.

Kita tidak kompeten akhirnya muda di pengaruhi , Rasional di tutupi oleh emosional seperti halnya nasionalisme Tolikara di tutupi oleh hal-hal yang sifatnya prakmatis. Coretan pendek dari dinding Facebook Etius Weya.

Cacatan.
Tulisan dipublikasikan atas perijinan, dari sumber penulis Dr. Etius Weya

Salam Damai
Penudis. Etinus Weya
Ilaga Rabu 20/5/20

Corona virus vs Pelayanan publik oleh pemerintah Tolikara

Foto Penulis dan anggota aksi, pada saat aksi Serentak Mahasiswa Tolikara, Se-indonesia dari Dokumen Pribadi penulis Sony Liwiya

CORONA VIRUS vs PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH TOLIKARA.

Sesuai dengan instruksi presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo ( Jokowi) Melalui Kementerian Kesehatan Memberitahukan Bahwa Seluruh Warga negara Indonesia jaga kesehatan dan Kenyamanan dalam Hal ini karantina diri di rumah. Berdasarkan UUD No 6. Thn 2018 tentang Karantina Kesehatan.
Melihat kondisi saat ini dalam penanganan corona virus oleh pemerintah Tolikara seakan di Terlantar kan rakyatnya sendiri dalam Menghadapi Waba ini.

Karena dunia Telah menjadi Tua, dan kita tidak pernah menghormati tanah, Tanah adalah Kaka dari segala ciptaan yang kami Huni, dan akan huni pulah anak cucu kita. Sekarang di abad 20/21 ini kita di perhadapkan dengan virus Corona atau (Covid 19) yang mengguncang Dunia dan memakan banyak korban jiwa, saya pinjam kutipan dari #Ibnu Sina, Rahimahulla# Kepanikan adalah separuh Penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah Permulaan kesembuhan
Pimpinan legislatif dan eksekutif dan semua .

Pimpinan bahkan ASN Tolikara semua sembunyi Muka dalam gua ciklop ka dimana ee?
Rakyat Tolikara dan Mahasiswa sedang Bertanya Tanya kemanakah Ayah Kami saat ini.
Saat anak Minta Makanan Ayah mala Memberi Permen apa yang muncul dalam Benak anak tersebut? Senyum dalam KesedihanPun datang dalam situasi ini, manis dalam birokrasi. Sedih di kalangan mahasiswa dan Rakyat.
Pimpinan gereja selalu ambil ilustrasi/ cerita kalau anda itu pilihan Allah Melalui Rakyat untuk melayani rakyat Melalui pemerintah yang anda pimpin.
Rasul Paulus mengajak umat Tuhan di kota Roma untuk taat kepada Pemerintah, sebab tidak ada pemerintah yang berasal dari ALLAH, dan di Tetapkan oleh Allah. ( Roma 13)
Saat ini Alam Tolly rakyat Tolly sedang Bimbang dan ragu untuk Menghadapi pademi corona virus yang sedang meraya lela di Belahan dunia termasuk Indonesia dan Tolikara. Kelaparan meraya lela di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
Dalam situasi Politik penguasa Mendatai seluruh masyarakat bahkan orang Gila di jalananPun di data demi kepentingan Politik.
Bansos hanya mendatai orang orang yang ekonomi di atas rata-rata, rakyat kecil sedang telang Ludah sambil Menunggu dari Manah pertolongannya akan datang dalam situasi pademi ini yang ada hanya air😭 dan duka bagi Rakyat Kecil.

“Wahai Pimpinan Eksekusi, Legislatif dan ANS Tolikara
Kalau anda tidak mau bantu kami para GENERASI saya Mohon.
Tolong_Tolong_ Tolong.dan Tolong lihat Mama punya Jualan di pasar itu biar mama_mama kami yang kirim uang makan dalam situasi pademi corona virus ini.

(1) Satu Lapar semua lapar (1)satu kenjang semua kenyang. itulah moto Hidup kami Anak Rantau

Mengelu kepada orang tua itu wajar saja. Ujar Sony Liwiya selaku Ketua Korlap Aksi Mahasiswa Tolikara Se-indonesia

Cacatan.
Tulisan dipublikasikan atas permitaan dan atas perijinan, dari sumber penulisnya Sony Liwiya Mahasiswa asal Tolikara Kota studi manado.

penulis . Sonny Liwiya
Sumber . WAGrup
Repost . Admin Blog Voice For

Cinta Itu Revolusi

Foto Natan Weya Aktivis, Mahasiswa Universitas Pattimura Ambon

“CINTA ITU REVOLUSI”

Cinta itu sesuci sagu
Lembutnya sangat papeda
Walau sekujur tubuh berduri

Cinta itu rasa
Tentang kedalaman-kedalaman
Tak tuntas teraba, tuntas terasa

Cinta itu pengertian
Tetapi bukan satu jaga satu
Dalam prasangka-prasangka isi koteka

Cinta itu perhatian
Tetapi hati adalah perawan
Ia bisa retak, luka, darah

Cinta itu kekuatan
Ia tidak takut loreng, lars, peluru
Darah tumpah itu ibadah, mati itu sempurna

Cinta itu perjuangan
Ia tulus selurus batang pinang
Tidak bisa satu bengkok satu

Cinta itu perlawanan
Ia menolak disetubuhi investasi
Apalagi disodomi birokrasi militeristik

Cinta itu kebebasan
Tuhan tak sabdakan penjajahan
Sebab Tuhanlah sang pembebas paling radikal

Cinta itu mulia
Ia membuat Tuhan besar dan Papua makmur
Mengapa ko kaya, tapi kamu Papua miskin?

Cinta itu profetik
Rasa cinta, bilang cinta, kerja cinta,
Bukan bilang cinta, sambil tembak jantung Papua

Cinta itu buta
Tetapi bisa bikin sakit jiwa
Jika keadilan tumbuh-tumbang tumbuh-tumbang

Cinta itu harus dipupuki
Dibungkus agar tumbuh dewasa bebas merdeka
Seperti mimpi setiap anak bangsa Papua

Cinta itu suara cendrawasih
Tentang sa pu tangan hapus air mata Papua
Agar bukan menangis melainkan melawan

Cinta itu seni membuka jalan
Manakala seribu jalan buntu
Masih ada satu jalan terakhir untuk bebas

Cinta itu tidak bungkam
Ia buka mulut, unjuk gigi, julur lidah
Ia boleh kibar bendera dan teriak merdeka

Cinta itu kodrat Papua
Ia putih walau terbungkus kulit hitam
Ia lurus walau bermahkota keriting rambut

Cinta itu bening air Teluk Cendrawasih
Ia tak bisa dicemari tipu daya kentut republik
Manis di bibir petinggi, pahit di empedu Papua

Cinta itu tidak fana
Badan bisa mati, keadilan bisa mati
Tetapi jiwa kebenaran hidup setua Tuhan

Cinta itu tidak mungkin terpenjara
Tubuh dibui, mulut dibungkam
Tetapi kenangan republik jahat, tidak terpenjara

Cinta itu ada di peradilan akhir
Akan terbukti ko pu cinta cuma lem aibon
Manis di pidato, tetapi mabuk sampai kiamat

Cinta itu selalu tolak lupa
Langit merah putih tampar bintang kejora
Maka kamu ingat, darah Papua sudah jadi sungai bagaikan kali mamberamo

Cinta itu revolusi
Ia selalu cetuskan isi jiwa
Menjadi merdeka.

“CINTA DAN KEBEBASAN BUTUH PEMBERONTAKAN”

Cinta bukan harus menyakiti,cinta juga bukan soal baku mengerti dan baku jaga tetapi cinta itu soal perasaan.

Cinta itu harus diperjuangkan,tetapi cinta juga tidak dipaksa. Cinta itu buta tapi dia jahat bisah buat Orang sakit jiwa.

Sama halnya Indonesia bilang cinta for Orang papua,tetapi realitanya Indonesia bukan cinta manusia melainkan cinta Sumber daya alam Papua.

Ko boleh Kasih perhatian tetapi jangan kasih hati,sebab cinta tingalkan luka yang berat.Jangan kaya Indonesia lalu tingalkan darah orang Papua terus mengalir membasai bumi Cenderhawasih. itukah Ko bilang cinta for Papua

Cinta itu seni bagaikan suara burung cenderhawasih yang begitu merdu sambil berkicau,menghiasi bumi cenderhawasih,dan menghibur Rakyat papua yang sedang menangis disana!

Suara burung cenderhawasih yang begitu merdu menadakan bahwa ada harapan baru dan semangat untuk tetap lawan.

Cinta itu,harus diperjuangkan agar tetap bertumbuh dewasa, Sama halnya memperjuangkan Papua Merdeka agar tetap bebas dari penjajah

Mencintai ko butuh strategi agar ko tetap Nyaman.sama halnya memperjuangkan kemerdekaan agar tetap merdeka.

Cinta yang sesungguhnya adalah kebebasan Rakyat,bukan kematian bagi Rakyat.
Ko larang saya demo papua merdeka untuk apa? saya tembak ko, ko larang saya suarakan pelagaram HAM untuk apa? Saya dengan ko.

Ko harus sadar,saya bicara merdeka karna saya ingin kita bebas, dari penjajah kolonial Indonesia.

Cinta bukan kita bergaya Main Uang Otonomi Kuras Papua diatas penderitaan Bangsa Rakyat Papua tetapi cinta mengajarkan kita untuk selamatkan rakyat Papua dari Orang jahat kolonial Indonesia.

Jika kita saling mencintai tidak ada yang menidas dan ditindas apa lagi ditembak mati,jangan kaya Indonesia bilang cinta for Papua lalu membunuh dan menembak Orang Papua.

Hati nurani dan keadilan telah mati,dibumi cederhawasih.Hukum Indonesia sudah tumpul bagi Orang papua itukah kau bilang cinta for Papua. “Indonesia Kau Jahat. “

Cacatan.
Tulisan dipublikasikan atas permitaan dan atas perijinan, dari sumber penulisnya. Natan Weya Ketua Himpunan Mahasiswa Papua Maluku (HMP MALUKU)

Honai Ambon,06 Mei 2020
(Karya Natan Weya). Aktivis Mahasiswa Universitas Pattimura Ambon
Jurusan: Akuntansi
Semester : VIII

Pendeta Dituduh Pencuri

Gambar: Dari Dinding Facebook Timotius Sudarno, yang adalah seorang Hamba Tuhan. penulis berbagai ilustrasi berisi Firman Allah. di dinding facebook nya.


**HAMBA-NYA DITUDUH PENCURI**

Seorang Pendeta diundang makan malam oleh sepasang suami istri di rumah mereka.

Setelah Pendeta itu pergi,
si istri berkata kepada suaminya,
Uang kita hilang, aku pikir Pak Pendeta yang mengambil uang 50 Euro di meja itu..

“Padahal uang itu akan aku berikan untuknya.”

Dengan marahnya si suami berkata, “Jika begitu dia pencuri!
Jadi kita tidak perlu datang ke Gerejanya lagi.

Dua bulan kemudian si wanita bertemu dengan Pendeta itu di jalan dan dengan terpaksa menyapa Sang Pendetanya.

“Selamat pagi Pak Pendeta, tentu anda menyadari bahwa sudah lama kami tidak hadir di gereja karena kami marah padamu.

Ketika anda makan malam di rumah kami, di meja ada uang 50 Euro yang hilang, setelah anda pergi.

Dan Pak Pendeta adalah satu-satunya orang yang datang ke rumah kami hari itu.”

Sang Pendeta dengan tersenyum menjawab:
Ya benar aku yang mengambil uang itu dan menaruhnya dalam Alkitab anda, agar tidak terkena tumpahan saus.”

Maafkan saya kalau waktu itu saya tidak beri tau anda, karena saya pikir kalian tiap hari pasti buka Alkitab.

Wanita itupun amat malu dan meminta maaf kepada sang Pendeta.

Setelah Kembali ke rumah, dia mengambil Alkitab dan menemukan 50 Euronya berada didalam Alkitab sudah selama dua bulan.

Selama dua bulan si wanita dan suaminya tidak pernah membuka dan membaca Alkitabnya yang adalah Firman Tuhan.

Selama dua bulan mereka telah menuduh Pendeta-nya itu telah mencuri uang mereka.

Sahabat yang dikasihi Tuhan..

Semoga kita tidak seperti kisah suami dan isteri diatas..

Jarang Membaca Alkitab,
berprasangka buruk dan menghakimi orang lain yang belum tentu bersalah.

Alkitab hanya di simpan atau diletakkan diatas meja dan tidak pernah dibaca.

Alkitab Berisi Firman Tuhan Yang HIdup..
Terang buat jalan kita dan Pelita bagi kaki kita.
Dan Menyegarkan jiwa kita.

Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
( Mazmur 119:105 )

Kegelapan tidak bisa menguasai kita.
Jika kita Berpegang pada Firman Tuhan dan membaca Alkitab Setiap hari.

Firman Tuhan itu Sempurna, Mengerjakan Jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, Memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.
Titah Tuhan itu tepat, Menyukakan Hati; perintah Tuhan itu murni, Membuat mata bercahaya.
( Mazmur 19:7-8 )

Membaca Alkitab Setiap hari membuat mata kita Bercahaya dan Memberikan Hikmat..

Maka Kita Tidak Akan Tersesat

Siapa memperhatikan Firman akan mendapat kebaikan, dan berbagiala orang yang percaya kepada Tuhan.
πŸ‘‰Amsal 16:20

Betapa Kucinta Firman-Mu!
Aku merenungkannya sepanjang hari.
Perintah-Mu membuat aku lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, sebab selama-lamanya itu ada padaku.
Aku lebih berakal budi dari pada semua pengajarku, sebab peringatan-peringatan-Mu kurenungkan.
Terhadap segala jalan kejahatan aku menahan kakiku, supaya aku berpegang pada Firman-Mu.
πŸ‘‰Mazmur 119:97-101

“Ada dua pelajaran yang saya dapatkan dalam ilustrasi ini,
pertama. bahwa jangan berprasangka
buruk terhadap orang lain
kedua. Rajin Baca Alkitab”. Usman weya

πŸ™Baca Dan Renungkan Firman Tuhan Tiap Hari.

Penulis : Timotius Sudarno
Sumber: dari dinding Facebook Timotius Sudarno
EditorΒ Β  : admin Blog Voice For Many People

Singkat Sejarah Organisasi Mahasiswa Tolikara IKB-PMPT

Gambar : Logo IKB-PMPT Se-Jawa & Bali, Dokumen Pribadi admin blog Voice For Many People

GAMBARAN UMUM BERDIRINYA ORGANISASI IKATAN KELUARGA BESAR PELAJAR & MAHASISWA PENGUNUGGAN TOLIKARA (IKB-PMPT).

1. Pendahuluan
A.Gambaran Umum Sejarah Berdirinya Organisasi.
Tapak-tapak sejarah dibelakang kami, adalah kesaksian yang paling nyata dan tonggak kebenaran, tentang usaha dan pengorbanan yang tiada taranya , telah memberikan kesadaran dan tanggung jawab pada kami untuk kami teruskan sebagai pesan suci.
Kami Pelajar dan Mahasiswa menyadari sepenuhnya dan dengan khidmad menangkap getaran pengukuhan keberadaan organisasi β€œ JAYAWIYAPAN” oleh pendiri Yakni : Ir.Bob Silas Kogoya, S.Th, M.Si. Ir. Jack Panus Jingga M.T. Pdt. Yusak Adi S.Miss, M.Miss. Pdt.Timotius Wakur S.TH, Pdt. Mistien Towolom S.Th. Pdt. Andreas Yikwa S.Th. Ev. Alex T Pagawak S.Th. Pdt. Lipiyus Biniluk S.Th. Mr.Tolias Genongga S.E (Alm ) Wesley Kogoya S.Th ( Alm ). Jimmy Munif Erelak S.T. SISILIA ELOPERE yang mana menggariskan dan mengejawantahkan tekad satu bangsa, satu tanah air, satu rumpun, satu piranti Koteka sebagai lambang kesatuan dan persatuan Pegunungan Tengah Papua.
Pendiri bertekad untuk mengarahkan seluruh upaya dan kemampuan guna menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan kesadaran pelajar dan mahasiswa Pegunungan Tengah.
Generasi Pegunungan Tengah saat itu berdiri pada Tahun 1985 yaitu dalam bentuk kelompok doa yang disebut β€œ Mula-Mula ” kemudian dalam proses pengkaderan regerasi sebagai sejarah berdirinya organisasi ini pada Tahun 1988 dimana mahasiswa Papua mengadakan Natal di Yogyakarta dibawah naungan ( IPMIRJA ) pada saat-saat itu dimana teman-teman pantai menganggap orang gunug pada umumnya masih bodoh dan terbelakang, maka disitu memunculkan suatu garis hinaan dan berdampak pada preses pembodohan, hal ini terjadi saat-saat dalam wacana khotbah dan berdoa, disinilah orang gunung ditertawai apalagi menjadi bahan diskusi dalam forum-forum ilmiah bahwa orang gunung itu dicapab berbicara bukan dengan mulut atau otak tetapi dengan kaki kepala.
Selanjudnya pada Tahun 1989 generasi Pegunungan Tengah seperti mana nama-nama yang tertera diatas menyatukan hati dan pikiran untuk mengambil keputusan bersama dalam rangkah membentuk suatu wadah didalamnya terdiri dari wilayah Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Paniai , dan nama organisasi ini disingkat dengan nama β€œ JAYAWIYAPAN ” pertama kalinya berdiri di Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1999-2001 terjadi transisi organisasi yaitu pemisahaan wilayah administratif Yakni, Kabupaten Paniai dan Kabupaten Puncak Jawa diikuti oleh Kabupaten Mimika hal ini terjadi di kota studi Bandung. Setelah itu nama organisasi β€œ JAYAWIYAPAN ” berubah Menjadi β€œ IKB PMPJ ” Se-Jawa dan Bali. berikutnya pada tahun 2007 terjadi transisi organisasi yang kedua kalinya di kota studi Denpasar-Bali yakni permintaan untuk pemisahan wilayah administatif baru yakni Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang. maka sejarah ini telah mengantarkan kita pada kedewasan berorganisasi bagi seluruh Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua, dan kami diajak untuk memahami dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh bahwa Organisasi β€œ JAYAWIYAPAN” berdiri dengan latar belakang bahasa β€œ HINAAN” . Selanjudnya Jayawijaya adalah organisasi Induk ( orang tua ) dan segalahnya bagi kita semua, sebab lewat Jayawijaya kita dibangun, dibina, disiapkan serta dikaderkan sebagai generasi Pembangun yang siap pake bagi kelangsungan pembangunan Pegunungan Tengah secara Umum dan khususnya bagi kita yang baru mendirikan organisasi ini.
Mencermati history tersebut diatas, yang menjadi tanggung jawab kami sebagai generasi penerus masa kini adalah keharusan diri menyatukan tenaga dan pikiran untuk ikut serta meneruskan ahli waris cita-cita pendiri organisasi dengan lebih segera mencapai masa depan yang lebih baik. Dan pengabdian kita bertekad tetap satu yaitu β€œ satu Honai satu piranti KOTEKA β€œ .
Dan kembali pada keputusan Sidang Pleno IKB-PMPJ pada saat natal bersama di Denpasar-Bali pada tahun 2006 – 2007 yang berisi tentang Pemisahan tiga wilayah administratif Kabupaten baru Yaitu Kabupaten Tolikara, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang. Disamping itu dinamika Pelajar dan mahasiswa yang berkembang terlihat dari potensi intelektualitas di wilayah se-Jawa dan Bali sangat siap untuk menentukan arah dan tujuan mereka , terkait dengan segala kemajuan dan spesifikasi daerah serta didorong oleh semangat dan motivasi dalam mengembangkan program umum yang akan dibahas.
Selanjutnya Ketiga Kabupaten baru tersebut mengagendakan Jadwal kegiatan masing-masing Kabupaten untuk membentuk Panitia Musyawarah Besar ( MUBES I ). Hal ini terbukti bahwa khususnya IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali pada tahun ini ( 2007 ) di wisma kaliurang Yogyakarta mengadakan kegiatan MUBES I sebagai gagasan baru untuk melanjutkan dan merupakan upaya berkelanjutan serta berkesinambungan yang bertahap sebagai ikthiar untuk menjawab tantangan akan peradaban keberadaan IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali dan sebagai wadah himpunan Organisasi Kemasyarakatan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara serta untuk menjawab tantangan kedepan dalam peran aktif guna memantapkan persatuan dan kesatuan dan mengembangkan kualitas Pelajar Mahasiswa Pegunungan Tolikara khususnya sebagai generasi penerus cita-cita perjuangan pendiri organisasi dan juga generasi barus disebut sebagai sumber insani pembangunan.
Untuk memaksimalkan Fungsi, Tujuan, dan Usaha-Usaha yang termuat dalam AD/ART IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali , maka perlu dijabarkan lebih lanjut dalam program umum yang ditetapkan dalam MUBES I IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali.
Adapun Program Umum IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali masa bakti 2007-2009 disusun sebagai berikut :

Pendahuluan

Maksud dan Tujuan

Landasan Program

Arah dan Strategi

Pokok-Pokok Garapan Strategi

Pokok-Pokok Program Umum

Mekanisme Pelaksanaan Program Umum

Penutup

B. INDENTIVIKASI ORGANISASI.

Nama Organisasi :
Nama organisasi: Ikatan Keluarga Besar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara di singkat IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali.

Wilayah Organisasi :
IKB-PMPT berkedudukan disalah satu kota studi dalam wilayah, Kabupaten dan Kota di pulau Jawa dan pulau Bali

Status Organisasi :
Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara ( IKB-PMPT ) adalah organisasi kemasyarakatan yang independent berlandaskan Pancasila dan UUD 1945

Sifat Organisasi :
Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara ( IKB PMPT ) adalah organisasi sosial kemasyarakatan yang bersifat kesamaan dan tidak terikat pada suatu aliran Politik

Ruang Gerak Organisasi :
IKB-PMPT mengorganisir Pelajar dan Mahasiswa asal Pegunungan Tolikara yang sedang belajar di Pulau Jawa dan Bali sebagai alat control social dalam kelangsungan hidup di daerah perantauan

Masa Bakti Organisasi :
Selama Mahasiswa/I berada di kota studi se-Jawa dan Bali

Masa Bakti BPH :
Periode kepengurusan selama 2 Tahun

II. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maksud
Program umum dirumuskan dengan maksud agar terarahnya pengembangan dan peningkatan yang berkesinambungan dalam rangka mempersiapkan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkwalitas dan berkemampuan untuk memberikan partisipasi bagi terwujutnya cita-cita pembangunan nasional.
B. Tujuan
Tujuan ditetapkan Program Umum adalah untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan dan dilaksanakan secara bertahap melalui kegiatan dua tahunan
III. LANDASAN IDEOLOGI
Landasan Ideologi : – Pancasila
Landasan Konstitusional : -.UNDANG UNDANG DASAR 1945

AD/ART IKB-PMPT SE-JAWA DAN BALI
Landasan Operasional : Semangat Sumpah Pemuda Tahun 1928
Deklarasi Pendirian Organisasi Thn 1985
Permufakatan dalam
keputusan-keputusan tahun 2007

IV. ARAH DAN STRATEGI
A. Arah
Pengembangan dan peningkatan serta kualitas Pelajar dan Mahasiswa Tolikara dilaksanakan dalam rangka:

Memberi nilai tambah pada aspek keimanan dan ketakwaan, mental ideologis, wawasan kebangsaan, kepemimpinan, pengetahuan dan keterampilan, guna pemantapan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sekaligus menjawab berbagai permasalahan yang berkembang seperti pemantapan demokrasi lokal, pemerataan memperoleh pendidikan dan hasil-hasilnya, peningkatan kesejahteraan anggota, keadilan hukum, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang menjamin keselamatan, kesehatan produktivitas, estetika dan budaya manusia.

Memaksimalkan Peran Intelaktual pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara yang aktiv, kritis, kreatif dan konstruktif untuk menetukan corak dan masa depan dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional..

Membangun Kebersamaan , Ide, Gagasan dan langka dalam keberagaman visi dan misi , persepsi dan organisasi demi terlaksananya kegiatan-kegiatan nyata yang memungkinkan dapat melaksanakan tugas-tugas partisipasi pembangunan daerah sesuai dengan panggilannya untuk berperan.

B. Strategi
Berdasarkan arah program umum IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali maka sttrategi pelaksanaan program ini disusun sebagai berikut:
a. Strategi Jangka Panjang

Pemantapan iklim pembinaan dan pengembangan intelektualitas pelajar dan mahasiswa pegunungan Tolikara secara bertahap dan berkesinambungan, guna menumbuh komitmen terhadap pengembangan wawasan dan mental yang diwujudkan dalam prilaku , moral, semangat kepeloporan, pembaharuan serta disiplin diri menuju terwujudnya kemandirian

Menumbuhkan dan meningkatkan keberanian moral dalam mengartikulasikan kepetingan pelajar dan mahasiswa serta masyarakat dalam rangka menyukseskan pembangunan nasional dan daerah sebagai pengamalan Pancasila disegala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pengembangan rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan dikalangan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Papua pada Umumnya dan khususnya Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara Se-Jawa dan Bali di berbagai bidang kehidupan, dalam rangka memperjuangkan kepentingan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara dengan meminimalkan polarisasi guna mengoptimalkan peran Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara kedepan.

Peningkatan dan pemantapan profesionalisme Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara dalam hubungan antara kelompok paguyuban dan atau hubungan dengan ormas lainya.

b. Strategi Jangka Pendek
Strategi jangka pendek merupakan rangkaian untuk mewujudkan strategi untuk jangka panjang dengan titik berat pada kondisi bangsa dan daerah pada pembangunan jangka panjang ketiga ( Otonomi Daerah ) yang meliputi upaya-upaya sebagai berikut:

Memaksimalkan IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali sebagi wadah yang berhimpun organisasi kemasyarakatan (Sosial ) maupun sebagai mekanisme pengontrolan dalam pembinaan dan pengembangan Intelektualitas Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara, dalam rangka mengoptimalkan fungsi IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali, guna memperoleh kemajuan yang optimal dalam keikutsertaan memantapkan kehidupan masyarakat pelajar dan mahasiswa pegunungan Tolikara.

Memberi dukungan optimal bagi pemantapan Korwil-Korwil yang berhimpun dalam IKB-PMPT, baik dari segi kelembagaan, keanggotaan maupun program, sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi masyarakat.

Meningkatkan kesadaran, disiplin dan tanggung jawab Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara sebagai warga Negara sekaligus sebagai subyek yang ikut berperan aktif memantapkan sistem pembangunan nasional dan mekanisme kerjanya sampai pada daerah .

Membangun hubungan kemitraan dengan pemerintah, lembaga-lembaga swasta serta lembaga-lembaga informal lainnya agar pelaksanaan program dapat terealisir secara terencana, terkoordinir, terpadu, dan lancar sesuai dengan yang diinginkan.

V. POKOK-POKOK GARAPAN STRATEGI
Pokok-pokok program strategis merupakan pokok-pokok acuan bagi prioritas kebijakan-kebijakan IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali masa bakti 2007-2009
Adapun pokok-pokok garapan strategi sebagai berikut:

Pembinaan dan pengembangan wawasan, pemantapan mental ideologis, pemasyarakatan sikap kritis kontruktif dan peningkatan kualitas kepemimpinan melalui proses kaderisasi

Peningkatan kwalitas komunikasi diantara Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, organisasi Swadaya Masyarakat ( LSM ) dan antar Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara serta paguyuban lainnya .

Peningkatan kepekaan secara kritis-konstruktif terhadap setiap masalah yang berkembang dimasyarakat umumnya dan khususnya pelajar dan mahasiswa Pegunungan Tolikara Se-Jawa dan Bali terutama yang berkaitan dengan pemantapan demokrasi, pemerataan pembangunan, dan hasil-hasil kesejahteraan rakyat ( Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara ) menyangkut pengembangan pendidikan berpola asrama dan pengadaan beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa Tolikara yang ada di wilayah se-Jawa dan Bali.

Peningkatan sikap kritis-konstruktif terhadap masalah-masalah yang menyangkut hayat hidup serta kepentingan Pelajar dan Mahasiswa pegunungan Tolikara Se-Jawa dan Bali.

Mengantisipasi dan menanggapi secara kritis-kontruktif setiap perkembangan global yang berkaitan dengan proses pembangunan nasional maupun pembangunan lokal terutama pembangunan di Daerah Papua dan khususnya di Daerah Kabupaten Tolikara

VI. POKOK-POKOK PROGRAM UMUM
Untuk memastikan orientasi perumusan program organisasi di setiap jenjang kepengurusan, maka memperhatikan program kerja ini di setiap tingkatan selama satu periode.
Pokok-pokok program umum terdiri dari:

Pemantapan Kwalitas Organisasi
a. Pengelolaan struktur kelembagaan dan mekanismenya di setiap jenjang.
b. Optimalisasi personalia kepengurusan serta mekanisme kerja organisasi.
c. Pemantapan pola hubungan antar Pemerintah , LSM dan organisasi lainya secara efisien dalam mendukung pelaksanaan program kerja.
d. Penjabaran program kerja dalam seluruh aspek dengan memperhatikan perspektif yang dibentangkan sebagai arah dan rangkaian tindakan yang dirumuskan sebagai strategi.
e. Penjabaran program kerja dilakukan dalam memperkokoh wawasan kebangsaan, kebersamaan, antara sesama dan dengan masyarakat seluruhnya serta memperkuat idealisme, jiwa kepeloporan dan pembaharuan.
f. Penjabaran program kerja harus didukung kemampuan optimal pengurus IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali secara individu maupun kelembagaan serta dengan tingkat kemantapan maksimal organisasi kemasyarakatan Pelajar dan Mahasiswa Tolikara dalam segala aspek.

Pemanatapan dan Peningkatan kwalitas Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara dalam rangka untuk menangkal ancaman hukum
Pemantapan rasa kebangsaan, kebersamaan diwujudkan dengan program yang dapat meningkatkan harkat dam martabat Daerah , pemantapan kebersamaan ini dapat dibangun dengan penciptaan rasa kepemilikan dengan melakukan peran total terhadap berbagai permasalahan yang ada. IKB-PMPT bersama kompenen lainya dapat melakukan berbagai program kajian dan aksi yang diharapkan dapat menghukum bagi yang melanggarnya ( KORUPTOR ) secara social, agar program ini dapat berjalan terarah dan tidak melanggar hukum maka harus melibatkan lembaga bantuan hukum demikian pula dengan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Pemantapan dan Peningkatan Partisipasi dalam Pembangunan sebagai upaya mengatasi krisisi kepemimpinan Daerah
Pemantapan dan Peningkatan diwujudkan dengan cara :
a. Partisipasi dalam bentuk konsepsi melalui kajian pemikiran dan dialog tentang berbagi aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara secara komprehensif sebagi wujud untuk mengoptimalkan IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali sebagai laboratorium kader Pembangun daerah.
b. Menumbuhkan dan meningkatkan potensi intelektualitas pelajar dan mahasiswa pegunungan Tolikara dalam rangka mewujudkan Pelajar dan Mahasiswa sebagai Leader for tomorrow
c. Partisipasi dalam bentuk aksi sebagai wujud keberhimpunan didalam wadah IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali dan sebagi sarana pendidikan, pelatihan dibidang kepemimpinan.

Pemantapan dan Peningkatan Ekonomi
IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali sebagai Sarana Untuk :
1) Mengembangkan gagasan-gagasan baru yang dilandasai semangat nilai-nilai kejuangan bangsa dan pendiri organisasi ini melalui pengembangan peran IKB-PMPT sebagai sarana untuk meningkatkan ekonomi atau kesejahteran anggota.
2) Menciptakan kondisi yang kondusif dalam rangka memecahkan masalah-masalah ekonomi yang terjadi dalam kehidupan Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara se-Jawa dan Bali dalam berbagai aspek.
3) Memantapkan kebersamaan yang dinamis , kesetiakawanan dan saling menolong antar sesame Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara yang berhimpun didalam IKB-PMPT .
4) Mengembangkan komunikasi dalam rangka menjalin pola hubungan antara IKB-PMPT dengan Koorwil, IKB-PMPT dengan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, IKB-PMPT dengan Lembaga-lembaga donor , serta dengan Lembaga Swadaya lainnya dalam rangka menjalin program-program kemitraan dan bentuk-bentuk kerjasama yang kontruktif.

VII. MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM UMUM
Sesuai dengan arah dan strategi pokok-pokok garapan umum diatas , maka mekanisme pelaksanaan program umum yang terkait erat dengan tindakan pelaksanaan program kerja harus harus memperhatikan :

Program umum ini harus dijabarkan oleh pelaksanaan program dalam seluruh gerak dan tindakan organisasi dengan memperhatikan perspektif yang dibentangkan sebagai arah dan rangkaian yang dirumuskan secara strategis.

Penjabaran program hendaknya dilakukan dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan, kebersamaan, solidaritas antara sesama dengan masyarakat seluruhnya, serta mempertebal idealisme, jiwa kepeloporan dan pembaharuan.

Penjabaran program umum ini harus didukung dengan tingkat kemantapan optimal dari segenap pengurus IKB-PMPT termasuk korwil-korwil yang berhimpun dalam segala aspek

Dalam penjabaran program umum menjadi program kerja , hendaknya memperhatikan fungsi IKB-PMPT sebagi wadah pemersatu Pelajar dan Mahasiswa Pegunungan Tolikara.

Dalam melaksanakan program kerja , masing-masing tingkat Korwil bertindak sebagai pengkoordinasian dengan melibatkan segenap anggota secara optimal serta potensi yang ada. Dengan memperhatikan karakterisasi yang sesuai dengan mekanisme kerja yang disepakati bersama dalam institusi yang berwenang untuk menetapkan program kerja.

VIII. PENUTUP
Program umum ini, selanjutnya akan dirumuskan secara lebih opersional dalam Rapat Kerja Wilayah Se-Jawa dan Bali ( RAKER ) yang memang dirujukan untuk membahas program kerja secara mendetail. Akhirnya untuk dapat menjabarkan program umum ini menjadi program kerja bermakna yang strategi bagi IKB-PMPT Se-Jawa dan Bali. Dan tidak terlepas dari peran pengurus IKB-PMPT dan KORWIL secara maksimal.

Evaluasi kerja BPH

Selama beberapa priode yang kita ikuti kinerja kerja BPH Tolikara arah tujuan yang tidak jelas dalam organisasi (IKB – PMPT) Se-JAWA & BALI ini. Usman Weya Kordinator Pendidikan BPH. IKB-PMPT Se-Jawa & Bali Periode 2018-2020